Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat
akhir-akhir ini Dari sisi epidemiologis, telah terjadi pula transisi yang cukup
cepat terhadap beberapa penyakit menular, seperti penyakit SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome), Flu Burung, Leptospirosis. Demikian pula
dengan penyakit demam berdarah, keracunan makanan dan diare yang mulai
mewabah kembali di beberapa daerah di Tanah Air dan bahkan sampai
menyebabkan kematian.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakitpenyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang
diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih
rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data
Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan
cakupan air bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang
tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan
kimia, penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat
kesehatan, vektor penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal,
tikus dan lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang
pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya), bencana alam, serta
perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola hidup bersih dan
sehat.
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya
peningkatan derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan
lingkungan dibandingkan faktor yang lain. Bahkan, lebih jauh menurut hasil
penelitian para ahli, ada korelasi yang sangat bermakna antara kualitas
kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit menular maupun penurunan
produktivitas kerja. Pendapat ini menunjukkan bahwa demikian pentingnya
peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas sumber daya
manusia.
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat
ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk
tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus
memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.
A. INSTRUMEN PENILAIAN RUMAH SEHAT
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment, dengan tetap mengacu pada
beberapa teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum. Namun pada
dasarnya pemberian bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa
tingkat signifikansi suatu Komponen pada besar kecilnya peran dalam
menimbulkan masalah sanitasi serta kemungkinan peluang intervensi
perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan. Instrument tersebut juga sesuai
dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI Tahun 2007.
Penentuan nilai
Nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai jumlah kriteria yang ada,
dengan range sesuai blangko SSD1.
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi,
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan
terhadap:
1. Lingkungan (45%)
2. Perilaku (35%)
3. Pelayanan Kesehatan (15%)
4. Keturunan (5%)
Dalam hal rumah sehat , prosentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan
sebagai berikut :
1 Bobot komponen
rumah
(25/80 x 100%)
: 31
2 Bobot sarana sanitasi
(20/80 x 100%)
: 25
3 Bobot perilaku
(35/80 x 100%)
: 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Memenuhi Syarat
2. Tidak memenuhi syarat
:
:
80 – 100% dari total skor
<>95%.
Home »
bersih »
ciri »
indikator »
lingkungan »
mck »
nilai »
normal »
pencahayaan »
rumah »
sanitasi »
SEHAT »
toilet »
wc »
INDIKATOR RUMAH SEHAT
INDIKATOR RUMAH SEHAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar