Agne Vulgaris (jerawat)


penyakit kulit akibat peradangan kronik folikel pilosebasea, yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, paptil, postul, nodus dan kista pada tempat predileksinya

1. Etiologi
Meskipun pada Agne Vulgaris ditemukan bakteri-bakteri (corynebacterium acnes) namun belum dapat dibuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab agne.

2. Patofisiologi
Asam lemak yang terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi radang disekitarnya. Perubahan pola keratinisasi folikel produksi sebum yang berlebihan, peningkatan flora folikel juga berkaitan dengan patigenesis penyakit.

3. Manifestasi Klinis
Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustul, nodus/kista, dapat disertai rasa gatal, isi komedo adalah sebum yang kental dan padat. Isi kista biasanya pus dan darah, tempat predileksinya adalah muka, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.

4. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena etiologi penyakit ini belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh.

Penatalaksanaan Umum :
- Perbaiki keadaan umum penderita dengan banyak berolahraga, istirahat, cukup tidur dan makanan yang baik.
- Komedo harus dicuci dan dibersihkan dengan air hangat/dengan memakai sabun 2 – 3 x/hari untuk menghilangkan minyak yang berlebihan.

Penatalaksanaan Khusus :
- Pengobatan lokal komedo dengan harus ditekan keluar dengan ekstraktor, yaitu alat yang menyerupai sendok kecil dengan lobang didasarnya, setelah kulit dibersihkan dan dilunakkan dengan kompres air hangat dan sabun selama 15 – 20 menit, lubang alat tersebut lalu ditekankan diatas komedo sehingga komedo keluar.
- Bersihkan kulit setempat dengan menggunakan sabun atau susu pembersih atau krem, terutama perlu untuk orang yang memakai make-up, tambahkan astringent (alkohol 10 – 20%) untuk menghilangkan komedo dengan :
a. Sulfur : lotio kumer-feldi (juga anti seboroik)
b. Asam fvitamin A yang bersifat keratoliik dan memperbaiki proses keratinisasi
c. Benzoil peroksid 0,05 – 0,1%
d. Sabun.

B. Tinjauan Kasus Secara Teoritis
1. Pengkajian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengkajian yaitu :
- Identitas (biodata pasien)
- Keluhan utama pasien
Ditanya hal-hal yang membuat pasien datang dan berkunjung kerumah sakit. Biasanya pada penderita agne vulgaris terdapat keluhan terdapat tanda-tanda merah disekitar muka, timbul jerawat dan kadang-kadang menimbulkan nanah/komedo, biasanya pada daerah muka dan leher.
- Riwayat Kesehatan Masa Kini
Dikaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama/penyakit kronis lainnya.
- Kebiasaan di rumah sakit
a. Nutrisi
Biasanya dikarenakan alergi makanan, misalnya telur, kacang-kacangan.
b. Istirahat dan Tidur
Tanyakan apakah klien tidur dengan nyenyak/tidak biasanya pada penderita agne vulgaris tidurnya kurang nyenyak karena rasa gatal yang lebih disekitar muka.
c. Personal Hygiene
Tanyakan apakah klien rajin memebersihkan muka.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Mata
Konjungiba pucat dikarenakan kurangnya pola istirahat dan tidur
3. Kulit
Terdapat kelainan warna kulit, seperti murah akibat lesi.
- Program Pengobatan
1. Non Medika Mentosa :
Pengeluaran sebum oleh ekstraktor komedo, perawatan kebersihan kulit (muka dan leher).
2. Medika Mentosa :
Antibioptik tetracylin 1%, Kortikosteroid, Sulfur 4-8%,

2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan secara teoritis adalah :
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peradangan folikel pilosebasea
b. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reaksi dari jerawat didaerah muka dan leher
c. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya melakukan perawatan terhadap kulit
d. Resti infeksi berhubungan dengan bekas pencetan pada jerawat.
3. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peradangan folikel pilosebasea.
DS : Klien mengatakan sus, wajah saya banyak bintik-bintik merah.
DO : - Wajah klien merah
- Banyak terdapat komedo
- Keadaan umum lemah
Tujuan : Integritas kulit pada muka dan leher kembali normal
K/H : - Wajah klien tidak merah lagi
- Komedo klien tidak ada lagi
- Keadaan umum baik
Intervensi :
- Observasi kerusakan integritas kulit
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik
Rasional :
- Untuk mengetahui kerusakan integritas kulit pada klien
- Anti biotik dapat menghalangi pertumbuhan organisme yang mensintesa lipase yang bisa melepaskan asam lemak dari bentuk ester yang biasa
Implementasi :
- Mengobservasi kerusakan integritas kulit
- Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik
Evaluasi : Tujuan tercapai.

b. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reaksi dari jerawat didaerah muka/leher.
DS : Klien mengatakan suster, jerawat saya ini gatal dan nyeri.
DO : - Klien sering menggaruk didaerah muka/leher
- Klien sering meringis
- Klien tampak cemas
Tujuan : Klien merasa nyaman
K/H : - Klien tidak menggaruk muka/leher lagi
- Klien tidak meringis lagi
- Klien tidak cemas lagi
Intervensi :
- Jelaskan tentang penyebab gatal
- Anjurkan klien untuk tidak menggaruk muka dan leher
- Beri kompres dingin pada daerah yang gatal
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti histamin
Rasional :
- Agar klien mengetahui penyebab dari gatal-gatal tersebut.
- Menggaruk muka dan leher dapat menambah lesi pada muka dan leher
- Kompres dingin dapat mengurangi rasa garal
- Anti histamin dapat mengurangi rasa gatal
Implementasi :
- Menjelaskan tentang penyebab gatal
- Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk muka dan leher
- Memberi kompres dingin pada daerah yang gatal
- Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti histamin
Evaluasi : Tujuan tercapai.
c. Ganguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya melakukan perawatan terhadap kulit.
DS : Keluarga klien mengatakan sus, anak saya jarang memberihkan mukanya.
DO : - Klien jarang memberihkan muka/leher
- Keadaan umum lemah
Tujuan : personal hygiene teratasi
K/H : - Klien sering membersihkan muka/leher
- Keadaan umum baik
Intervensi :
- Beri penjelasan tentang masalah jerawat
- Ajarkan cara perawatan muka dengan baik
Rasional :
- Agar klien/keluarga dapat lebih memahami tentang masalah jerawat
- Agar klien/keluarga tau bagaimana perawatan muka, sehingga bisa mengurangi jerawat.
Impementasi :
- Memberi penjelasan tentang masalah jerawat
- Mengajarkan cara perawatan muka dengan baik
Evaluasi : Tujuan tercapai.

d. Resti infeksi berhubungan dengan bekas pencetan pada jerawat.
DS : Keluarga klien mengatakan, anak saya suka sekali memencet jerawatnya.
DO : - Klien sering memencet jerawat didepan cermin
- Kuku klien panjang
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
K/H : - Kilien tidak memencet jerawatnya lagi
- Kuku klien dipotong
Intervensi :
- Amati tanda-tanda terjadi infeksi
- Anjurkan anak untuk tidak memencet jerawatnya
- Anjurkan klien untuk potong kuku
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik
Rasional :
- Untuk mengetahui ada atau tidaknya iritasi
- Kuku panjang dapat mengakibatkan lesi akibat garukan
Implemenasi :
- Mengamati tanda-tanda terjadi infeksi
- Menganjurkan anak untuk tidak memencet jerawatnya
- Menganjurkan klien untuk potong kuku
- Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik
Evaluasi : Tujuan tercapai.

BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Agne Vulgaris lebih sering terjadi pada masa remaja, dengan gambaran klinis berupa komedo, papul, postul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. Asam lemak yang terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi radang disekitarnya (disebut komedo genik0. adapun daa-data yang dapat dikaji adalah :
- Lokasi
- Etiologi
- Manifestasi klinis
- Penatalaksanaan
Dan diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peradangan folikel pilosebasea
2. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reaksi dari jerawat didaerah muka dan leher
3. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya melakukan perawatan terhadap kulit
4. Resti infeksi berhubungan dengan bekas pencetan pada jerawat.

B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam kesempatan ini adalah :
1. Dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan Agne Vulgaris sebaiknya masalah klien dikaji secara lengkap agar dapat menegakkan diagnosa dengan tepat sehingga masalah pasien dapat diatasi dengan cepat, tepat dan baik.
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada pasien sebaikya dibuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas masalah yang dapat teratasi dengan baik.
3. Dalam merawat pasien diperlukan adanya kerjasama yang baik antara keluarga dengan perawat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien seperti makan, minum, eliminasi, karena adanya hubungan yang baik akan mudah perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, Arief, dkk, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2. Jakarta, EGC.
2. Prof. DR.RS. Siregar DMT & H, 1996. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC.
3. Carpenito, Lynda Juall. RN.M.S.N. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, 2000. Jakarta : EGC.
4. Junadi Purnawan, dkk, 1982. Kapia Selekta Kedokteran, Edisi 2, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.

Terkait

Description: Agne Vulgaris (jerawat) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Agne Vulgaris (jerawat)
Al
Mbah Qopet Updated at: Rabu, Mei 19, 2010

0 komentar: